Mata Kuliah : PMM
-A
LAPORAN
‘’Usap
Alat Makan”
DISUSUN
OLEH :
Nama : Bella Safira
Nim : (PO714221151009)
Kelas :D.IV / II.A
KEMENTRIAN
KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN
MAKASSAR
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
2017
A.
Latar
Belakang
Makanan adalah kebutuhan pokok manusia yang dibutuhkan
setiap saat dan memerlukan pengelolaan yang baik dan benar agar bermanfaat bagi
tubuh. Menurut WHO, yang dimaksud makanan adalah : “Food include all substances, whether in a natural state or
in a manufactured or preparedform, wich are part of human diet.”
Batasan makanan tersebut tidak termasuk air, obat-obatan dan
substansi-substansi yang diperlukan untuk tujuan pengobatan.
Sanitasi adalah perilaku disengaja dalam pembudayaan
hidup bersih dengan maksud mencegah manusia bersentuhan langsung
dengan kotoran dan bahan buangan berbahaya lainnya dengan harapan usaha ini
akan menjaga dan meningkatkan kesehatan manusia.
Sanitasi makanan adalah salah satu
usaha pencegahan yang menitik beratkan kegiatan dan
tindakan yang perlu untuk membebaskan makanan dan minuman dari segala bahaya yang dapat menganggu atau memasak
kesehatan, mulai dari sebelum makanan
diproduksi, selama dalam proses pengolahan, penyimpanan, pengangkutan, sampai pada saat dimana makanan dan
minuman tersebut siap untuk dikonsumsikan kepada masyarakat atau
konsumen. Sanitasi makanan ini bertujuan untuk menjamin keamanan dan kemurnian makanan, mencegah konsumen dari penyakit,
mencegah penjualan makanan yang akan merugikan pembeli.
Pengertian higiene menurut Depkes
adalah upaya kesehatan dengan cara memelihara dan melindungi kebersihan
individu subyeknya. Misalnya mencuci tangan untuk melindungi kebersihan tangan,
cuci piring untuk melindungi kebersihan piring, membuang bagian makanan yang
rusak untuk melindungi keutuhan makanan secara keseluruhan.
Upaya pengamanan makanan dan minuman pada
dasarnya meliputi orang yang menangani makanan, tempat penyelenggaraan makanan,
peralatan pengolahan makan dan proses pengolahannya. Ada beberapa faktor yang
mempengaruhi terjadinya keracunan makanan, antara lain adalah higiene
perorangan yang buruk, cara penanganan makanan yang tidak sehat dan
perlengkapan pengolahan makanan yang tidak bersih (Chandra, 2006).
Kontaminasi makanan dapat
terjadi setiap saat, salah satunya
dari peralatan makanan yang digunakan tidak memenuhi syarat kesehatan. Di
Indonesia peraturan telah dibuat dalam bentuk Permenkes RI No.
1096/Menkes/Per/VI/2011, bahwa untuk persyaratan peralatan makanan tidak boleh
bakteri lebih dari 0 koloni/cm2.
Pada praktikum ini akan dilakukan pemeriksaan usap
alat makan pada 2 jenis alat makan yaitu piring dan gelas pada satu kost-kostan
.Untuk mengetahui apakah alat makan yang digunakan layak digunakan atau tidak.
B.
Tujuan
a.
Untuk mengetahui dan mampu melakukan cara mengusap alat
makan dengan metode swab yang baik dan benar
b.
Untuk mengetahui dan mampu melakukan pemeriksaan
jumlah kuman pada sampel usap alat makan.
c.
Untuk mengetahui dan mampu menghitung jumlah Angka
Lempeng Total (ALT).
C.
Prosedur Kerja
Alat dan Bahan
a.
Alat
Pipet Steril 10 ml
(4 buah masing – masing pemeriksaan)
Petridish
steril (4 buah masing – masing pemeriksaan)
Lidi Kapas steril
(4 buah masing – masing pemeriksaan)
Erlenmeyer
Pengaduk
Lampu spritus
Korek api
Tabung reaksi
Rak
tabung
Kompor gas
Spidol
Termos
Gunting
Autoclave
Inkubator
Oven
b.
Bahan
Air pepton
Larutan pengencer NaCl 0,85%
Medium Nutrien Agar
Alkohol
Kapas
Kertas Label
D.
Prosedur Kerja
a.
Sterilisasi Alat
1) Persiapkan alat yang akan di sterilisasi,
seperti pipet 10 ml, petridish, dan lidi kapas.
2) Bungkus alat tersebut dengan kertas kopi
dan kertas koran
3) Masukkan alat yang telah dibungkus tadi, ke
dalam oven dengan suhu 105 ˚C dalam waktu 2 jam.
b. Praktikum
Usap Alat Makan
1) Persiapkan sarung tangan yang steril atau
bisa dengan membasahi tangan dengan menggunakan alkohol agar tangan menjadi
steril.
2) Alat makan yang akan diperiksa masing –
masing diambil 4 buah tiap jenis yang diambil secara acak dari tempat
penyimpanan.
3) Persiapkan catatan formulir pemeriksaan
dengan membagi alat makan dalam kelompok – kelompok
4) Persiapkan lidi kapas steril, kemudian buka
kapas penutup tabung reaksi yang berisi air pepton.
5) Plumbir bagian ujung dari tabung reaksi
tersebut, kemudian masukkan lidi kapas steril ke dalamnya.
6) Lidi kapas steril dalam tabung reaksi
ditekan ke dinding tabung untuk membuang /memeras airnya, lalu angkat dan
diusapkan pada setiap alat – alat makan yang diusapkan sampai selesai.
7) Permukaan tempat alat makan yang diusap,
yaitu:
·
Cangkir dan gelas : permukaan luar dan
dalam bibir sedalam 6 mm
·
Sendok : permukaan bagian luar dan dalam sendok
·
Garpu : permukaan bagian luar
dan dalam alat penusuk
·
Piring : permukaan dalam tempat
makanan diletakkan
·
Mangkok : permukaan dalam tempat
makanan diletakkan
8) Cara melakukan usapan :
·
Pada cangkir dan gelas dengan usapan
mengelilingi bidang permukaan.
·
Pada sendok dan garpu dengan usapan seluruh
permukaan luar dan dalam.
·
Pada piring dengan 2 usapan pada permukaan
tempat makanan dengan menyilang siku – siku antara usapan yang satu dengan
garis usapan kedua dan menggunakan luas jendela untuk mewakili dari luas
seluruh permukaan piring.
9) Setiap bidang permukaan yang diusap
dilakukan 3 kali berturut – turut dan satu lidi kapas digunakan untuk satu
kelompok alat makan yang diperiksa.
10) Setiap hasil mengusap 1 alat makan dari sau
kelompok selalu dimasukkan ke dalam botol cairan di putar – putar dan ditekan
ke dinding, demikian dilakukan berulang – ulang sampai semua kelompok diambil
usapannya.
11) Pada usapan peralatan makan, setiap usapan
alat harus mencapai luas sekitar 8 inchi persegi atau 50 cm 2 dan
dilakukan 5 kali (tempat) sehingga cukup mencapai luas 40 inchi atau 256 cm2
12) Setiap satu kelompok menggunakan 1 lidi
kapas sebab yang diusapkan dengan cara seperti no.11 di atas.
13) Setelah kelompok alat makan atau luas
permukaan peralatan masak diusap, lidi kapas dimasukkan ke dalam botol, lidinya
dipatahkan atau digunting, dan bibir tabung dipanaskan dengan api spritus, lalu
ditutup kembali dengan kapas penutupnya.
14) Tempelkan kertas label yang telah
dipersiapkan, tulis nama jenis alat makan yang telah diusap. Untuk nama
pengambil, tempat pengambilan, dan tujuan pengambilan sampel ditulis dibuku
catatan yang telah disiapkan oleh pengambil.
15) Kirimkan segera ke laboratorium dengan suhu
dingin untk diperiksa. Bila tidak dapat dikirim segera, disimpan dalam tempat
penyimpanan dingin.
c.
Pemeriksaan Angka Lempeng Total
1) Siapkan larutan pengencer NaCl 0,85%
sebanyak masing – masing 2 tabung dan 2 buah petridish yang diberi kode
101 dan 102 dan kontrol.
2) Catatan : Pengenceran yang digunakan adalah
pengenceran 101 dan 10 2 sehingga yang digunakan yaitu:
· 2 tabung dan 2
petridish untuk piring
· 2 tabung dan 2
petridish untuk gelas
· 2 tabung dan 2
petridish untuk sendok
· 2 tabung dan 2
petridish untuk garpu
3) Ambil 1 ml larutan pengencer NaCl dengan
pipet steril pada tabung kode kontrol dan masukkan ke dalam petridish yang juga
berkode kontrol.
4) Ambil 1 ml sampel dengan pipet steril pada
tabung yang berkode 101(untuk satu jenis alat makan) dengan dengan
pipet lepas sebanyak ±25 kali dan tidak boleh ditiup.
5) Pipet 2 ml dari tabung tadi (yang berkode
101) dan masukkan ke dalam petridish yang berkode 101 (untuk
satu jenis alat makan) dan 1 ml sisanya ke tabung 102 lalu pipet
lepas sebanyak ±25 kali
6) Pipet 1 ml dari tabung 102 masukkan
ke petridish yang sudah diberi kode 102.
7) Tuangi petridish yang berisi sampel dengan
nutrien agar 55˚C – 56˚C
sebanyak ±15 ml
8) Digoyang-goyang agar rata dan biarkan beku
9) Balik petridish dan masukkan ke dalam
inkubator untuk dieramkan dengan suhu 37˚C selama 1 x 24 jam
d. Pembacaan
Hasil danPerhitungan ALT / Angka Kuman
1) Keluarkan petridish yang berisi sampel yang
telah dieramkan selama 1 x 24 jam
2) Hitung jumlah kuman yang berbentuk bulatan
pada sampel, kemudian masukkan ke dalam rumus yang telah ditentukan
3) Adapun perhitungan jumlah kuman yang
terbaca, yaitu:
Rumus ALT = (101
– C) x 10 + (102 – C) x 100
2
E.
Hasil
Tanggal pengambilan sampel : Kamis, 27 April 2017
Jenis contoh yang diambil : 8 unit alat makan (4 piring dan 4 gelas)
Nama tempat :
Kosan 95
Alamat :
Jalan Rappoccini Raya No.31 Mks
Tanggal pengiriman ke lab.
: Kamis, 27 April 2017
Setelah dilakukan
pemeriksaan angka kuman di laboratorium mikrobiologi Poltekkes Kesling
Makassar. Hasil yang diperoleh yaitu :
K (control) = 5
1.
Piring
10-1= 12
10-2= 51
Luaslingkaran =
= 3,14
x (11,25)2
=
397,39 cm2
ALT(Angka Lempeng Total) = (12-5) x 10 + (51-5) x 100
2
=
70 + 4600
2
=
4670 = 2335 koloni
2
=
2335 koloni = 5,88 koloni/cm2
≈ 6 koloni/cm2
397,39 cm2
2.
Gelas
10-1= 55
10-2= 300
ALT(Angka Lempeng Total) = (55-5) x 10 + (300-5) x 100
2
=
500 + 29500
2
=
30000
2
= 15000 koloni/cm2
F.
Pembahasan
Berdasarkan hasil yang diperoleh ALT
alat makan piring adalah 6 koloni/cm2dan ALT alat makan gelas adalah
15000 koloni/cm2 , Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1096/MENKES/PER/VI/2011, bahwa alat makan
(piring) tidak boleh mengandung
bakteri lebih dari 0 koloni/cm2. Maka dapat dilihat bahwa sampel alat makan (piring)
yang diteliti dapat
dikatakan tidak sehat dan
tidak layak untuk
digunakan oleh masyarakat.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan keberadaan kuman (bakteri) pada alat makan (piring) di
kantin kostsan 95, yaitu tidak melakukan proses pencucian dengan baik, seperti
tidak tidak menggunakan bak pembilas unuk mencuci peralatan makan.
Menurut Anwar, 1990 dalam Pohan, 2009. Dalam buku studi
sanitasi makanan dan minuman, bahwa keberadaan bak pembilas adalah sangat
penting dalam proses pencucian peralatan makan. Adapun fungsi dari bak tersebut
diantaranya adalah pertama harus terdapat bak yang berisi air hangat dan
sabun/detergen, kedua harus ada terdapat bak pembilas yang berisi air panas
(700 – 760o C), ketiga harus terdapat bak pembilas yang berfungsi
sebagai desinfektan.
Kemungkinan juga penjamah kurang baik didalam proses
pencucian peralatan yang menggunakan air sabun berulang kali. Hal ini
dikarenakan kebiasaan penjamah makanan menempatkan air sabun pada wadah
penampungan. Menurut pohan, 2009. Air yang digunakan berulang-ulang untuk
proses pencucian peralatan makanan akan sangat mudah terkontaminasi bakteri
yang menempel pada peralatan yang akan dicuci.
Adapun faktor lain
yang menyebabkan keberadaan kuman (bakteri) pada alat
makan (piring) di kantin kostsan 95 , dapat pula dipengaruhi dari wadah penyimpanan
alat makan yang kurang bersih .
Akibat kontaminasi bakteri terhadap
alat akan mempengaruhi kesehatan meskipun pada dasarnya tidak berhubungan
langsung dengan makanan akan tetapi, persyaratan higiene dan sanitasi makanan
salah satunya ditentukan oleh peralatan makanan.
Menurut Melatiwati, 2010 kontaminasi
bakteri patogen pada alat makanan dan minuman menunjukkan
bahwa penyebab kontaminasi
didominasi oleh bakteri Bacillus cereus.
Bakteri lain yang ditemukan
dalam jumlah terbatas adalah E.coli, Staphilococcus aureus
dan Jamur.
G.
Kesimpulan
Dari hasil yang diperoleh bahwa alat makan di kostsan 95
tidak memenuhi syarat berdasarkan PerMenKes RI No. 1096/Menkes/Per/VI/2011 , Oleh
karena itu, untuk mendapatkan kualitas alat makan yang baik , sebaiknya
meningkatkan kualitas cara pencucian alat makan dan memperhatikan kebersihan
wadah penyimpanan alat makan .
H.
Refrensi

Tidak ada komentar:
Posting Komentar